Sabtu, 06 November 2010

Janji dan Harapan

Diposting oleh sachakarina di Sabtu, November 06, 2010
Saya memang selalu menunggu kamu datang.
Tapi tidak seperti ini. Tidak jika kamu yang berjanji akan datang. Harapan itu makin menggunung, meluap-luap tak terbendung. Saya menunggumu, ingin segera bertemu denganmu, dua hari tidak bertemu itu sudah sangat lama untuk saya.

Saya sadar kok, kamu bukan pacar saya. Sangat sadar. Tapi saya tak bisa menekan perasaan saya yang terus tumbuh. Bukankah perasaan hadir dari hati, dari ketulusan. Diredam dan dipaksakan bagaimana pun, hati yang tetap akan bicara.

Sekarang, hati saya sedang berbicara, saya sudah tak bisa meredamnya lagi. Terlalu kuat. Saya tidak sanggup menghancurkan diri dan hati saya sekaligus. Biarkan saya seperti ini. Mencintai dalam hening. Untukmu. Hati saya akan menuntun.

Saya cuma berharap kamu datang! Kamu sudah berjanji. Apakah kamu tahu bahwa janji itu sangat berarti buat saya?

Waktu terus bergulir menjauhi saya tapi kamu juga tak kunjung muncul. Saya lelah menunggu tapi tak bisa berhenti. Harapan bahwa kamu akan datang selalu bersemi mencipta racun-racun baru yang mematikan dan saya mengumpulkan racun itu, menadahnya sedikit demi sedikit. Membunuh saya perlahan-lahan

Saya memang bodoh. Saya yang ingin mati!

Ini tentang rasio dan perasaan yang sudah tidak saling mendukung. Perasaan itu mulai mendominasi. Mematikan perintah otak yang menyuruh saya agar berhenti menunggumu.
Tapi saya masih menunggu. Bahkan alam bawah sadar pun sudah tidak memihak lagi. Mimpi-mimpi bahwa saya masih sanggup menunggumu mulai menghantui. Memaksa.

Saya sudah tidak sanggup lagi. Saya sudah tak bisa menunggu.

Kenapa kamu tidak datang?
Kenapa membiarkan saya menunggu?
Kenapa kamu ingkar?
Kenapa kamu berjanji?
Kenapa?


Tapi...
Kamu akhirnya datang..
Dadaku bergemuruh, mengentak-entak tidak peduli saat saya melihatmu muncul dari balik pintu, mengenakan jaket tebal dan rambut setengah basah karena hujan. Hanya untuk menemuiku kamu menembus hujan.

Meski hanya sebentar tapi itu sudah cukup untuk mengakhiri penantian saya.

Meski telat. Terima kasih sudah datang.

Meski kau tak tahu, saya akan selalu menunggumu.

Meski kau tak akan peduli, saya akan selalu mencintaimu!***

2 komentar:

Anonim mengatakan...

fluff yang cantik..
uuuhhh...

tapi rasanya jadi agak aneh karena pake kata 'saya'. perasaanku aja siihh

sachakarina mengatakan...

hahaha, mencoba menulis dengan sudut pandang lain saja :)

 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review