Selasa, 26 November 2013

Sinopsis Reply 1994 Episode 11

Diposting oleh sachakarina di Selasa, November 26, 2013 0 komentar


Episode 11: Hanya Ada Satu Cara Mengakhiri Cinta Bertepuk Sebelah Tangan

1995. Appa sedang membeli sesuatu di warung dan menjadi kesal karena Ahjumma penjaga toko begitu lambat padahal dia ingin buru-buru pulang agar tidak ketinggalan episode terakhir drama Hourglass.


 Mereka menonton beramai-ramai sambil mengomentari drama yang memiki rating tinggi pada masa itu. Na Jeong mengatakan bahwa pria yang diam-diam melindunginya dari belakang dan hanya melihatnya tanpa kata adalah pria idamannya, membuat Chilbong yang duduk di sebelahnya memandanginya penuh perhatian.


Na Jeong, Haetae dan Binggeure sedang membaca majalah. Ada sebuah artikel di majalah itu berisi tanda-tanda ketika seseorang jatuh cinta, dan salah satu tandanya adalah (perempuan) cenderung akan menunjukkan tengkuk pada seseorang yang disukainya. Jadi Na Jeong mencoba mengangkat rambut yang menutupi tengkuknya, berusaha terlihat seksi.


Di meja makan, semua orang terkejut melihat perubahan Yoon Jin yang pagi itu mengikat rambutnya ke belakang. Sseureki bertanya apakah dia punya pacar yang dijawab Yoon Jin dengan anggukan malu-malu. Mereka semua bertanya siapa, ketika Samcheonpo memotong dia ingin mengatakan sesuatu, mereka semua mengatakan, "tidak mungkin,". Tapi itu benar, Samcheonpo adalah pacar Yoon Jin, mereka bahkan mengenakan couple t-shirt dan sudah berkencan selama tiga bulan.




Haetae keceplosan mengatakan bahwa dia mengira Na Jeong yang akan menjadi pasangan di kosan mereka itu, ekspresi wajah Chilbong dan Sseureki mendadak berubah, juga suasana di meja makan.


 
Na Jeong langsung menendang kaki Haetae di bawah meja. Appa dan Eomma sangat tertarik dan bertanya siapa yang dimaksud Haetae. Sangat jelas terlihat Appa berharap itu Chilbong (Saya juga :D) dan Eomma berharap itu Binggeure.


Samcheonpo dan Yoon Jin mesra-mesraan di meja makan, Sseureki memandanginya sambil tersenyum (Tapi langsung mengubah ekspresinya ketika Samcheonpo melihat). Chilbong memandangi Sseureki.

Masalah perasaan Chilbong itu membuat konsentrasinya pada latihannya hari itu jadi terganggu. Dia jadi tidak sebagus biasanya selama latihan.





Di kampus, Haetae sibuk membujuk Na Jeong yang marah padanya karena insiden saat sarapan. Na Jeong akhirnya bercerita bahwa dia sudah mengakui perasaannya pada Sseureki tapi dia hanya sekedar mengungkapkan perasaannya saja, dia melarang Sseureki berbicara apapun jadi dia belum ditolak. Namun Haetae mengatakan bahwa itu artinya dia ditolak. Pasti.

Haetae bergabung dengan klub tari karena ketuanya yang seksi.

Klub film tempat Na Jeong bergabung mempunyai sebuah event. Semua anggotanya harus datang berpasangan, kalau tidak mereka didenda uang dengan jumlah yang tidak sedikit. Na Jeong mencoba mengirim pesan di pager Sseureki tentang itu, Sseureki menyetujui akan pergi dengan Na Jeong pada hari Jumat nanti dan meminta Na Jeong pulang lebih cepat hari itu karena ada yang ingin dia katakan.




Sseureki akan pindah rumah. Dia akan tinggal bersama kakaknya yang baru keluar dari militer. Na Jeong sedih, dia merasa sebab Sseureki pindah karena dia telah mengungkapkan perasaannya dan merasa tidak nyaman. Sseureki berusaha membujuk dengan mengatakan bahwa ini semua bukan karena Na Jeong.


Mereka semua minum hingga para perempuan mabuk. Na Jeong mulai mengedip-ngedip dan menggigiti Haetae yang duduk di sebelahnya. Yoon Jin juga mulai membongkar rahasia yang diketahuinya bahwa Binggeure pernah ditipu oleh orang yang mengaku akan mengorbitkannya dan Haetae belum menggunakan kondom yang pernah dibelinya dan kini sudah kadaluarsa (Samcheonpo yang memberitahunya). Samcheonpo menarik Yoon Jin masuk ke dalam kamar, tapi perempuan itu mulai meneriaki Sseureki mengatakan bahwa bagaimana mungkin seorang perempuan mengungkapkan perasaannya tapi dia tidak mengatakan. Seharusnya dia bilang jika menyukainya dan bilang jika tidak menyukainya. Chilbong langsung meninggalkan ruangan itu menuju balkon dengan perasaan kacau.




Sseureki dan Haetae keluar untuk minum lagi. Sseureki bercerita betapa dekatnya keluarganya dan keluarga Na Jeong sehingga dia merasa tidak bisa mengencani Na Jeong. Haetae bertanya apakah jika Sseureki bertemu dengan Na Jeong sebagai teman biasa apakah dia akan mengencaninya? Sseureki berkata iya, jika seandainya dia bertemu dengan Na Jeong sebagai teman dia yang pertama kali akan mengajak Na Jeong kencan. Karena dia menyukai Na Jeong.



Hari Jumat tiba. Na Jeong berusaha tampil cantik karena akan pergi ke acara klubnya dengan Sseureki. Tapi ternyata Sseureki akan datang terlambat karena dia ada kuliah dulu. Dia juga sudah berjanji untuk mencarikan partner untuk temannya. Tapi semua sibuk. Haetae sibuk di klub tari. Binggure bekerja paruh waktu seperti biasa (kali ini memandikan mayat), sedangkan Yoon Jin tidak sudi meminjamkan pacarnya.


Stocking Na Jeong sobek tersangkut di box telepon. Dia ke minimarket membeli yang baru dan beberapa snack yang akan dimakannya sambil menunggu Sseureki datang, namun ternyata dompetnya ketinggalan di box telepon umum.



Saat itulah Chilbong, yang baru pulang makan malam bersama teman timnya, muncul sebagai penyelamat. Dengan alasan belum makan malam, dia akhirnya duduk berdua dengan Na Jeong di minimarket.



Na Jeong memecahkan telur menggunakan kepala Chilbong, tapi ternyata telur itu mentah sehingga kepala Chilbong jadi belepotan telur. Na Jeong bilang Chilbong bau seperti anak ayam dan bau telur, dia menyuruh Chilbong agar tidak terlalu dekat dengannya :D


Haetae pergi minum dengan teman-teman klubnya, si senior cantik dan seksi itu mabuk dan menggoda Haetae. Dia mengajak pria itu pulang ke rumahnya. Haetae sudah membayangkan yang tidak-tidak. Dia sangat bersemangat. Di depan pintu dia bahkan melonggarkan zipper celana, namun begitu pintu terbuka ternyata keluarga perempuan itu.



Na Jeong menunggu di bar, selalu menengok ke pintu setiap kali ada orang yang masuk namun Sseureki belum muncul juga, dia minum bergelas-gelas bir karena frustasi. Sseureki masih ada di kampus, kuliahnya belum dimulai karena OHP yang bermasalah. Dia mulai gusar, jadi sebelum kuliah itu dimulai dia meninggalkan ruang kuliah diikuti tatapan bingung oleh dosen dan teman-temannya. Setibanya di bar Na Jeong sudah tidak ada.



Sseureki bertemu dengan Chilbong yang akan latihan di taman, jadi mereka berdua pergi bersama. Sseureki meminta Chilbong mengajarinya kode tangan yang biasa dipakai catcher di pertandingan baseball. Mereka kemudian bermain lempar tangkap. Sseureki juga belajar jenis lemparan bola baseball dan caranya melempar.


Chilbong terlihat banyak berpikir selama bermain sampai akhirnya dia mengakui semuanya bahwa dia sudah mengungkapkan perasaannya pada Na Jeong, meski dia tahu Na Jeong menyukai Sseureki dia tetap mengungkapkan perasaannya. Chilbong bertanya bahwa sebenarnya perasaan Na Jeong tidak bertepuk sebelah tangan kan? Sseureki terhenyak sesaat kemudian akhirnya dia berbicara dan mengakui yang sebenarnya bahwa dia menyukai Na Jeong dan akan segera mengakuinya pada Na Jeong. Dia tidak akan hanya melihat orang yang disukainya diambil oleh orang lain tanpa dia bisa berbuat apa-apa, seperti orang bodoh.


Sseureki: "Kau benar. Na Jeong tidak mencintai sendirian. Aku juga menyukainya. Karenamu, aku sekarang sadar. Aku akan menerima perasaan Na Jeong dan aku akan memberitahunya apa yang aku rasakan. Sementara terus khawatir seperti orang bodoh, bagaimana jika aku kehilangan orang yang aku sukai pada lelaki lain? Sepertinya ini terakhir kalinya bermain lempar-tangkap bersama. Kita berdua bukan orang bodoh. Kita berada di situasi dimana kita seharusnya tidak bermain bola bersama, kan?"

Chilbong: "Bagaimanapun, permainan belum selesai, kan? Kalau begitu aku tidak akan menyerah. Seperti orang bodoh, kau mungkin akan kehilangan dia."



Suasana tegang itu dipatahkan oleh kedatangan Appa yang awalnya janjian dengan Chilbong. Appa ingin mencoba memukul bola lemparan Sseureki. Dia menyuruh Chilbong menjadi Cather. Chilbong memberikan kode yang berarti satu lawan satu.

Sseureki: cinta dan hidup seperti baseball. Tidak peduli seberapa bahaya situasi berlangsung, tidak peduli bagaimana kau mencoba mengabaikannya, kau harus menang melawan orang lain dan menjadi pemenang. Cinta bertepuk sebelah tangan menyakiti hati, tapi kau melakukan itu sendiri sehingga tidak ada cara—apakah kau menenangkan cinta atau ditolak, satu-satunya cara untuk mengakhiri cinta bertepuk sebelah tangan adalah dengan mengakuinya. Hanya ketika kau memilih serangan frontal kau akan tahu hasilnya. Mungkin cinta seperti baseball.
Dan... di dunia yang besar ini, ada banyak saingan. Cinta mungkin seperti baseball.


Haetae dan Na Jeong mengobrol bersama. Haetae bercerita tentang insiden buruknya, sedangkan Na Jeong (seperti biasa) bercerita tentang perasaannya. Haetae mengatakan apa yang pernah Sseureki katakan padanya bahwa dia menyukai Na Jeong juga namun perempuan itu tidak percaya. Dia mengira Haetae mengatakan itu hanya untuk menyenangkannya.

Haetae: Tapi tentu saja ada banyak cinta bertepuk sebelah tangan di dunia ini yang tidak pernah diakui. Orang bodoh yang tahu bagaimana cara mengakhirinya tapi tidak bisa melakukannya. Itu sebabnya cinta bertepuk sebelah tangan menyakiti hati.

Tiba saatnya Sseureki pindah rumah namun Na Jeong tidak mengantarnya. Dia duduk di depan meja belajarnya, bersedih.


 2002. Di upacara pernikahan, Na Jeong tampak bosan mendengar pidato pastor, sedangkan Samcheonpo dengan terang-terangan menguap. Sung Joon (Seok-seok) ingin pipis, tapi Eomma tidak bisa menemaninya jadi dia pergi bersama Appa. Melihat foto kakak iparnya, Seok-seok mengakui betapa tampan kakak iparnya.




1995. Na Jeong baru pulang MT (Member Training) klubnya selama seminggu. Dia agak kecewa karena sikap orang tuanya biasa-biasa saja padahal dia pergi lama. Ada anak kos baru di rumahnya. Na Jeong bertanya anak jurusan apa dan angkatan berapa, disambut tatapan aneh oleh seluruh penghuni rumah. Saat itulah penyewa baru itu muncul dan dia adalah Chilbong...



Rating episode 11: Ave- 9.3% | Peak- 10.6%

Jumat, 22 November 2013

Sinopsis Reply 1994 Episode 10

Diposting oleh sachakarina di Jumat, November 22, 2013 0 komentar


Episode 10 Itu Mungkin Yang Terakhir

2013. Mereka masih menonton video pernikahan Na Jeong. Di video terliat Na Jeong berjalan menuju altar didampingin oleh Appa. Namun Appa terlihat enggan menyerahkan Na Jeong pada pengantinnya :D


 



Mereka berbicara tentang pemain Kim Jae Hyeon yang dulu sangat populer semasa mereka kuliah. Na Jeong bilang dia tidak banyak memikirkan orang itu, suaminya jauh lebih tampan. Kemudian dia mengedip-ngedip menggoda dan dibalas semua pria yang ada di situ.





Tim baseball Appa baru saja memenangkan pertandingan. Dia menuang bir ke dalam wadah besar berisi ginseng, yang akan disimpan lalu diminumnya pada kemenangan berikutnya. Sayangnya, itu adalah terakhir kalinya tim baseball Appa (Seoul Twins) memenangkan pertandingan.
 

Chilbong sedang latihan dan diawasi oleh tim dari baseball Jepang yang sedang mencari pemain hebat untuk dibawa ke Jepang. Tim pengawas dari Jepang itu tampak terkesan.

Binggeure berkeliling menempelkan poster untuk audisi. Sedangkan keempat mahasiswa teknik komputer sedang kecewa karena sudah jauh-jauh datang ternyata kelas mereka dipindahkan ke ruangan lain. Mereka terburu-buru menuju kelas baru mereka.

  
Na Jeong: "terakhir" selalu berlalu tanpa menyadari bahwa itu yang terakhir.  Alasan mengapa semua "akhir" di dunia ini menyedihkan mungkin karena kita menyesali yang berlalu tanpa menyadarinya.


Musim gugur tahun 1994... Seoul Twin ayah memenangkan pertandingan terakhir mereka. Dan musim akhir kami di umur 20 tahun yang terlihat kekal, juga mendekati akhir tanpa disadari.

Di umur 20 tahun, hati kami berdebar... dengan semangat akan tantangan baru. Hati kami bergairah dan kami tidak merasa takut. Kegembiraan, gairah, dan ketidaktakutan hanya bisa kau rasakan ketika berumur 20 tahun... Tidak menyadari betapa berharganya waktu itu... begitu cara kami melewati hari-hari akhir umur 20 tahun kami.


Eomma membangunkan Na Jeong mengatakan bahwa di luar salju pertama tahun itu sedang turun.


 Na Jeong langsung berlari ke kamar Sseureki untuk membangunkannya, mereka memandangi salju bersama.


Pengaruh eforia membuat Na Jeong akhirnya mengungkapkan perasaannya. Dia membenarkan apa yang pernah dikatakan Yoon Jin sewaktu mabuk. Na Jeong menjadi malu dan melarang Sseureki untuk mengatakan apapun karena itu membuatnya jadi semakin malu. Dia tidak meminta Sseureki untuk menyukainya, dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya saja.



Na Jeong memeluk Oppanya itu dan mengatakan jika dia melakukan hal seperti itu lagi, cukup peluk dia saja seperti itu.Sseureki nampak terkejut namun akhirnya dia tersenyum dan balas memeluk Na Jeong.



Na Jeong keluar dari kamar Sseureki bersamaan dengan Chilbong turun dari tangga. Chilbong tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya begitu melihat Na Jeong keluar dari kamar Chilbong. Na Jeong bertanya apakah Chilbong ingin pergi lari pagi, Chilbong mengangguk pelan. Na Jeong kemudian memukul dada Chilbong dan mengatakan seorang bintang mereka berbeda. 


Na Jeong ingin kembali ke kamarnya untuk tidur. Baru saja melangkah beberapa langkah dia mundur kembali. Dia meminta Chilbong agar menunduk, dia memasangkan tudung jaket Chilbong dan mengatakan bahwa di luar dingin. Chilbong nampak terkejut diperlakukan seperti itu. Tapi tetap saja dia  merasa begitu bahagia.



Appa sedang memasak, membantu Eomma yang tidak bisa berdiri lama karena perutnya. Dia memuji-muji Chilbong yang berprestasi yang (bisa saja) sebentar lagi akan terpilih bergabung dengan tim baseball Jepang. Sebaliknya Appa kesal pada Sseureki yang jorok.


Hidangan untuk sarapan itu adalah mie dengan sup kacang dingin (Ada esnya) karena Eomma sangat menginginkannya. Mereka makan makanan dingin di hari bersalju. Samcheonpo bilang otaknya bisa saja membeku jika menghabiskan semangkuk mie, Chilbong baru kali itu makan mie dengan sup kacang dingin di hari yang dingin, Haetae mengatakan akan mengambil jaket musim dinginnya dulu namun Appa marah dan menyuruh mereka makan tanpa banyak protes. Saat itu sedang libur tapi mereka semua tetap di rumah dan merusak ketengangan keluarga mereka.


Sseureki bergabung dan langsung mengusap kepala Na Jeong yang duduk di sebelahnya. Na Jeong terhenyak dan memandangi Sseureki dengan bingung sedangkan Chilbong memandangi kedua orang itu dengan tatapan cemburu.



Sehabis makan, anak-anak membantu membereskan dapur. Chilbong membantu Na Joeng mencuci piring. Setelah itu mereka minum kopi yang dibuat oleh Samcheonpo. Haetae mendapat sepuluh tiket nonton tapi ada beberapa yang tidak bisa pergi. Yoon Jin tidak menonton film, Binggeure kerja penuh hari selama dua hari sedangkan Chilbong ada latihan.

Jadi hanya Appa, Eomma (Keduanya ingin menghadiri konser makan malam tapi tempat penuh jadi mereka memutuskan akan ikut menonton saja), Na Jeong, Sseureki dan Haetae yang akan pergi.


Sebelum mereka berangkat, Binggeure datang memberi kabar bahwa ada telepon dari hotel  bahwa ada tempat tersedia untuk konser makan malam. Jadilah hanya tersisa mereka bertiga.


 Mereka siap untuk pergi, kemudian Binggeure datang lagi memberitahu Haetae bahwa gadis yang kemarin ditemaninya kencan buta menelepon. Pada akhirnya hanya Sseureki dan Na Jeong yang pergi berdua.


Mereka tidak bisa menutupi kecanggungan yang meliputi mereka. Bahkan tawa mereka palsu.


 Na Jeong curhat tentang acara nontonnya dengan Sseureki kepada Yoon Jin. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa mengingat satu detailpun tentang film itu. Dia sangat canggung tadi Sseureki tertawa sangat keras dan sangat menikmati tontonannya. Yoon Jin memintanya mengakui perasaannya, dia bilang sudah. Telepon berdering, dari Ayah Samcheonpo yang mengajak mereka semua menginap di rumahnya.


 Keesokan paginya, Samcheonpo terkejut mengetahui bahwa teman-temannya akan ikut bersama mereka.


 Pertemuan Chilbong dengan tim Jepang ditunda karena pesawat tidak bisa take off disebabkan oleh salju, dia langsung mengambil tasnya dan buru-buru pergi. Di tempat lain, Sseureki tidak jadi presentasi karena professornya tergelincir di salju, dia buru-buru berganti pakaian dan pergi.


Chilbong terburu-buru pergi ke terminal untuk mengejar bus menuju Samcheonpo. Sedangkan Sseureki pergi menemui teman-temannya.

Di buku Sseureki tertulis nama depannya, KIM.


Di Samcheonpo mereka disuguhi makanan laut yang segar-segar. Terlihat sekali kalau Orang tua Samcheonpo sangat menyukai Na Jeong dan tidak begitu tertarik pada Yoon Jin.



 Ayah Samcheonpo mengajak mereka ikut demo masalah merger Samcheonpo dan  Sacheon. Satu pihak ingin menamainya Samcheonpo dan pihak lain ingin menamai Sacheon. Setibanya di sana, Na Jeong, Haetae dan Samcheonpo hanya ternganga melihat pada pendemo yang memutar musik dan menari-nari. Ayah Samcheonpo meminta mereka ikut bergabung, mereka bilang lagunya tidak tepat. Lalu mereka bertiga memimpin untuk menari. Mereka menari dengan gembira. Namun begitu petugas keamanan datang mereka langsung berhenti menari dan mendemo seperti biasa, meneriakan tuntutan mereka :D


 Ibu Samcheonpo sedang memisahkan kerang dari kulitnya lalu telepon berdering. Begitu dia kembali, dia melihat Yoon Jin sedang memisahkan kerang dengan lincah. Pandangan ibu Samcheonpo seketika berubah. Mereka lalu memisahkan kerang dari kulitnya berdua sambil mengobrol.


Chilbong tiba di Samcheonpo dan kebingungan mencari rumah Samcheonpo (Sung Kyun). Ketika dia bertanya pada penduduk desa, dia berpapasan dengan seorang pemabuk yang mencari istrinya.


Terjadi kekacauan yang tidak di sengaja di alun-alun kota. Bom gas meledak tepat di kaki Na Jeong, menyebabkan Na Jeong jatuh pingsan karena kebanyakan menghirup gas itu. 

 

Di rumah Samcheonpo, Chilbong dijamu oleh nenek Samcheonpo yang dulunya merupakan Gisaeng. Dia memperlakukan Chilbong begitu istimewa, membukakan kerang, mengelap bibirnya dan menggamit lengan Chilbong. Chilbong bertanya apa yang akan nenek lakukan jika kembali ke umur 20an, nenek mengatakan bahwa dia akan mengakui perasaannya pada orang yang disukainya, membuat Chilbong terhenyak. Nenek bercerita tentang cinta pertamanya yang tidak kesampaian karena sang lelaki pergi berperang.

Istri si pemabuk datang dan memohon pada ibu Samcheonpo agar suaminya, yang berusaha bunuh diri dengan masuk ke laut, diselamatkan. Chilbonglah orang yang turun ke laut untuk mencegah pria pemabuk itu bunuh diri.


 Chilbong terkena demam setelah menceburkan diri ke laut. Dia tidur bersebelahan dengan Na Joeng yang masih belum terbangun karena pengaruh gas. Di luar, Ibu Samcheonpo sedang menyajikan kopi. Dia menyodorkan kopi itu pada Yoon Jin (Yang sebenarnya tidak bisa minum kopi, karena minum seteguk saja dia tidak bisa tidur semalaman karena kandungan kafeinnya). Samcheonpo baru akan mengatakan bahwa Yoon Jin tidak minum kopi, namun perempuan itu sudah meneguk kopinya dan memujinya sangat enak. Samcheonpo tersentuh.



Chilbong akan kembali ke Seoul, Na Jeong yang sudah terbangun memaksa untuk menemaninya ke stasiun. Di pintu, Nenek Samcheonpo datang dan meminta agar Chilbong datang kembali ke rumah itu ketika liburan berikutnya.


Na Jeong: Ada hari di mana Haetae, Sung Gyun, Yoon Jin mereka kembali ke rumah dengan mata bengkak. Setelah kembali ke kosan, mereka memiliki gumpalan di leher mereka. Hari itu adalah ketika teman-temanku kembali dari kampung halaman mereka. Perpisahan itu menyakitkan dan tidak familiar. Kau tidak pernah bisa mengucapkan selamat tinggal. Terutama jika itu mungkin yang terakhir kalinya kau mengatakan selamat tinggal. Bahkan jika itu hubungan singkat, akan tetap menyakitkan hati dalam waktu lama.

1994.

Hari terakhir sebelum aku mengucapkan selamat tinggal pada umur 20 tahunku. Seperti itu, kami mungkin mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kali. Juga, kami mendapatkan malam karena takdir, mungkin untuk yang terakhir.



  Na Jeong meminta Chilbong agar pulang esok pagi saja. Dia datang dengan perjalanan selama enam jam, berada di Samcheonpo hanya tiga jam dan kembali lagi selama enam jam. Itu cuma bikin capek. Chilbong memandangi Na Jeong kemudian berkata, "Apa kau bodoh?"

Chilbong pada Na Jeong:

Aku...
Menurutmu mengapa aku datang ke sini? Datang ke sini dengan bus selama enam jam, berada di sini selama 3 jam kemudian kembali dengan bus selama enam jam lagi. Menurutmu mengapa aku melakukannya? Aku pikir kau tahu juga... Tapi kali ini, aku harus menyebutnya dengan jelas. Karena tahun ini hampir berakhir... Aku tidak bisa merasakan cinta bertepuk sebelah tangan selama dua tahun, kau tahu.  Aku menyukaimu. Itu mengapa aku datang ke mari. Aku tidak memintamu untuk menyukaiku juga. Aku tahu kau menyukai orang lain, jadi kupikir aku tidak akan memberitahumu soal ini, tapi apa yang bisa kulakukan dengan menyukaimu? Aku pikir aku akan menyesali ini jika aku tidak mengatakannya hari ini. Aku ingin mengatakannya sebelum hari berakhir.
Sepuluh menit lagi.
8, 7,
6, 5,
4, 3,
2, 1.
Happy New Year.
Lalu dia menciumnya....


Na Jeong: Cinta pertama dan 20 tahun.
Adakah kata yang lebih dirindukan dan mendebarkan dibanding dua kata itu? 31 Desember 1994. Hidup kami di umur 20 tahun berakhir seperti itu, dan juga cinta pertama kami menunggu awal baru. Cinta pertama kami berdebar dengan cara baru.

Binggeure mengajak Sseureki menonton bersama. Dia sengaja membeli tiga tiket agar mereka berdua bisa melewatkan tahun baru bersamas-sama. Binggeure ingin menukar salah satu tiket karena Sseureki sudah menontonnya dengan Na Jeong, tapi Sseureki bilang tidak usah karena meski dia sudah menontonnya dia tidak mengerti sama sekali dengan film itu. Dia tidak tahu apa sebenarnya yang dia tonton kala itu.

Yang terbangun untuk pergi melihat matahari terbit hanya Samcheonpo dan Yoon Jin (Pasti dia tidak bisa tertidur setelah minum kopi). Samcheonpo bertanya apakah Yoon Jin sudah mengucapkan keinginannya. Yoon Jin mengangguk, dia mendoakan Seo Tai Ji. Giliran Samcheonpo ditanyai apa keinginannya. Dia menjawab bahwa dia mengingikan ciuman pertama. Mereka berdua saling berpandangan kemudian, Samcheonpo mencium Yoon Jin.


 Na Jeong: Seperti ciuman pertama kami yang tidak bisa diprediksi, cinta kami tidak bisa terlihat oleh waktu. Hidup kami di umur 21 tahu dan tahun 1995 telah dimulai.



2013. Yoon Jin menujuk bir simpanan Appa dan bertanya apakah mereka bisa meminumnya. Na Jeong tidak memperbolehkan karena bir itu disimpan Appa untuk diminumnya ketika Seoul Twins menang lagi. Para pria membujuk bahwa juara dua sudah cukup dan mereka bisa menambahkannya dengan bir setelah meminumnya jadi Appa tidak akan tahu. Na Jeong akhirnya menyetujui.

Yoon Jin mendapat telepon. Ternyata Nenek Samcheonpo yang kini berumur 102 tahun akan menikah lagi untuk keempat kali dengan laki-laki yang 20 tahun lebih mudah darinya. Chilbong bertanya bagaimana cinta pertama nenek dengan lelaki yang pergi berperang itu. Samcheonpo keheranan karena ternyata lelaki yang dimaksud nenek tidak pergi berperang melainkan sudah memiliki istri sehingga mereka tidak bisa bersama.

Jadi selama 20 tahun ini, Chilbong dibohongi oleh Nenek Samcheonpo yang merupakan bekas Gisaeng.


 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review