Minggu, 03 Juli 2011

Akhir Penantian

Diposting oleh sachakarina di Minggu, Juli 03, 2011

I’m waiting for you, you always covered my night.

If you are happy, I’m happy too

If I can see u, it’s okay that even thought I’m alone

Always standing behind you, just looking you..

(Good Person by Super Junior)

***

Aku merasakan matahari pagi mulai membelai tubuhku, hangat. Beberapa burung berkicau merdu, belalang seperti berlomba berlompatan di rumput yang menghampar hijau di sekeliling halaman rumah bercat putih ini, aku seolah bisa mendengar ikan hias bercakap-cakap riang di kolam di bawah sana, membuat suasana menjadi semakin indah. Aku suka berada di teras ini. Selalu.

Kudengar suara pintu terbuka lalu menutup kembali. Aku tak perlu menoleh untuk mengetahui siapa yang gerangan datang. Dia Siwon. Pria yang selalu bersamaku akhir-akhir ini. Dia membawakan air untukku. Aku segera meneguk air itu dengan segera. Aku merasa lebih segar setelahnya.

“Ummm,” gumamnya sambil mengamatiku dalam. Akh, dia tahu saja bagaimana membuatku penasaran. Aku ingin tahu apa yang dia ucapkan berikutnya. “Kau cantik.” bisiknya yang membuatku tersipu seketika. Tolong, jangan menertawaiku. Aku memang sudah jatuh terlalu dalam. Aku telah tersesat dalam labirin cinta yang aku buat sendiri dan aku tak ingin repot-repot mencari jalan keluar. Labirin itu terlalu indah untuk aku tinggalkan dan terabaikan kosong.

Sejak pertama kali aku dan Siwon bertemu di sebuah toko, aku tahu bahwa aku adalah si beruntung. Sejak itu kami selalu bersama. Dia selalu menjagaku, merawatku saat aku sakit, selalu ada kapan pun aku mau.

“Hari ini aku akan mengunjunginya di rumahnya, aku akan mengungkapkan perasaanku padanya.” kata Siwon yang membuatku lemas seketika.

Disemua kesempurnaan itu, selalu ada yang celah. Aku sangat menyukainya dan dia menyukai gadis lain. Menyedihkan.

Meski Siwon selalu memperlakukanku dengan baik, aku tetap sakit karenanya. Aku tak pernah bisa memilikinya. Aku tahu. Tapi aku tak tahu bagaimana caranya membenahi perasaanku sendiri, mematikan rasa itu terlalu tidak mungkin untukku. Aku tidak bisa dan—tidak mau.   

Kami memang tidak punya hubungan lebih yang bisa mengikat kami hingga tak terpisah. Aku tak pernah bisa berkata apa-apa jika dia mulai membicarakan Chae Rin. Aku hanya bisa mendengarkannya berceloteh tentang gadis yang sangat disayanginya itu. Dari awal aku tahu dia menyukai gadis lain, tapi aku juga punya hak untuk menyukainya. Tak ada yang bisa melarangku untuk mencintainya, iya kan?

Dan karena semua itu, aku siap menanggung semua akibatnya.

Termasuk menangis diam-diam saat malam menjelang.

***

“Halo” sapa Siwon riang. Wajahnya berseri-seri saat dia datang. Apakah dia sudah mendapatkan hati gadis pujaannya? “Aku sangat senang hari ini”

Tak perlu mengatakan itu, aku bisa melihatnya sendiri.

“Dia mau menjadi kekasihku!”

Sebuah senyum manis berusaha aku lengkungkan. Ini berat, tapi aku bahagia melihatnya. Siwon tak pernah sebahagia ini sebelumnya. Di balik senyumku, aku mengutuk takdir. Mengapa Siwon bukan diciptakan untukku?

***

“Dia gadis yang sangat baik, orang tuanya juga sangat ramah. Dia selalu ceria. Jika dengannya aku hanya tahu satu kata: bahagia. Dia juga cantik, sama cantiknya denganmu!”

Yeah, aku tahu.

“Aku ingin melamarnya. Aku ingin menikah dengannya. Aku ingin dia yang menjadi ibu dari anak-anakku. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersamanya.”

Kusunggingkan senyum lagi. Kubayangkan dirinya di masa depan hidup dengan bahagia. Jika saat itu tiba, aku pasti bisa tersenyum dengan tulus. Siapa yang tidak akan bahagia melihat orang yang disayanginya hidup dengan bahagia?

Sekarang, aku bisa mempercayai Chae Rin. Kami juga pernah bertemu dan dia sangat baik, juga menyenangkan. Mungkin dia memanglah gadis yang dikirimkan Tuhan untuk Siwon. Selama tiga bulan mereka bersama, Siwon tidak pernah terlihat sedih. Sekali pun.

“Dia akan datang sebentar lagi. Aku akan melamarnya di sini. Aku sudah  menyiapkan cincin  untuknya.”

Cincin itu.. aku pernah melihatnya sekali. Cincin milik Ibu Siwon yang sekarang diberikan padanya untuk istri Siwon nantinya. Dulunya, aku berharap itu aku.

Bel pintu berdenting. Aku tahu ini adalah akhir. Tapi bukan akhir dari cintaku. Aku akan terus mencintainya sampai kapanpun.

“Maaf.” Siwon berbisik pelan.

Gwaencanha.

Semoga Chae Rin mau menikah denganmu, Siwon. Dia pasti tahu bahwa kaulah yang terbaik untuknya.

Ini saatnya.

Siwon memotong tangkaiku dengan menggunakan gunting tanaman. Dia mencium kelopakku, membaui wanginya yang membuai sebelum membuka pintu.

***

Siwon menyodorkan setangkai mawar merah yang sangat indah pada kekasih yang ada di hadapannya. Chae Rin tersenyum malu-malu saat menerimanya.

Gomawo.” ucap gadis itu.

“Bunga itu baru saja aku petik. Aku sengaja menanamnya sendiri untukmu dan memberikannya padamu di sebuah hari special.” kata Siwon.

"Apakah ini hari special?”

Ne,” Siwon segera merogoh kantongnya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil berwarna merah. Siwon berlutut lalu menyodorkan kotak berisi cincin itu ke hadapan kekasihnya. “Maukah kau menikah denganku?”

Chae Rin menekap mulutnya dengan tangan. Dia tidak menyangka Siwon memintanya untuk menikah secepat ini. Ya, memang tak ada gunanya menunggu berlama-lama. Ini adalah sebuah akhir penantiannya. Mungkin Siwon memanglah orang yang dikirimkan Tuhan untuknya.Dan Chae Rin akhirnya mengangguk.

Siwon tersenyum senang, meraih tangan Chae Rin dan menyematkan sebuah cincin di jari manisnya. Setelah itu Siwon bangkit berdiri untuk mendaratkan sebuah kecupan di bibir gadisnya. Kebahagiaan itu membuncah, mengalir di setiap pompaan darah dari jantung ke seluruh tubuh mereka.

Sebuah tanaman mawar di dalam pot yang tidak jauh dari sana bergoyang pelan, seakan berkata bahwa dia juga ikut bahagia

-The End-

Location : Jalan Tanongapa Raya, Panakkukang,

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Eonni~ FF ini keren!
asli aku terharu :')

 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review