Jumat, 22 November 2013

Sinopsis Reply 1994 Episode 10

Diposting oleh sachakarina di Jumat, November 22, 2013


Episode 10 Itu Mungkin Yang Terakhir

2013. Mereka masih menonton video pernikahan Na Jeong. Di video terliat Na Jeong berjalan menuju altar didampingin oleh Appa. Namun Appa terlihat enggan menyerahkan Na Jeong pada pengantinnya :D


 



Mereka berbicara tentang pemain Kim Jae Hyeon yang dulu sangat populer semasa mereka kuliah. Na Jeong bilang dia tidak banyak memikirkan orang itu, suaminya jauh lebih tampan. Kemudian dia mengedip-ngedip menggoda dan dibalas semua pria yang ada di situ.





Tim baseball Appa baru saja memenangkan pertandingan. Dia menuang bir ke dalam wadah besar berisi ginseng, yang akan disimpan lalu diminumnya pada kemenangan berikutnya. Sayangnya, itu adalah terakhir kalinya tim baseball Appa (Seoul Twins) memenangkan pertandingan.
 

Chilbong sedang latihan dan diawasi oleh tim dari baseball Jepang yang sedang mencari pemain hebat untuk dibawa ke Jepang. Tim pengawas dari Jepang itu tampak terkesan.

Binggeure berkeliling menempelkan poster untuk audisi. Sedangkan keempat mahasiswa teknik komputer sedang kecewa karena sudah jauh-jauh datang ternyata kelas mereka dipindahkan ke ruangan lain. Mereka terburu-buru menuju kelas baru mereka.

  
Na Jeong: "terakhir" selalu berlalu tanpa menyadari bahwa itu yang terakhir.  Alasan mengapa semua "akhir" di dunia ini menyedihkan mungkin karena kita menyesali yang berlalu tanpa menyadarinya.


Musim gugur tahun 1994... Seoul Twin ayah memenangkan pertandingan terakhir mereka. Dan musim akhir kami di umur 20 tahun yang terlihat kekal, juga mendekati akhir tanpa disadari.

Di umur 20 tahun, hati kami berdebar... dengan semangat akan tantangan baru. Hati kami bergairah dan kami tidak merasa takut. Kegembiraan, gairah, dan ketidaktakutan hanya bisa kau rasakan ketika berumur 20 tahun... Tidak menyadari betapa berharganya waktu itu... begitu cara kami melewati hari-hari akhir umur 20 tahun kami.


Eomma membangunkan Na Jeong mengatakan bahwa di luar salju pertama tahun itu sedang turun.


 Na Jeong langsung berlari ke kamar Sseureki untuk membangunkannya, mereka memandangi salju bersama.


Pengaruh eforia membuat Na Jeong akhirnya mengungkapkan perasaannya. Dia membenarkan apa yang pernah dikatakan Yoon Jin sewaktu mabuk. Na Jeong menjadi malu dan melarang Sseureki untuk mengatakan apapun karena itu membuatnya jadi semakin malu. Dia tidak meminta Sseureki untuk menyukainya, dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya saja.



Na Jeong memeluk Oppanya itu dan mengatakan jika dia melakukan hal seperti itu lagi, cukup peluk dia saja seperti itu.Sseureki nampak terkejut namun akhirnya dia tersenyum dan balas memeluk Na Jeong.



Na Jeong keluar dari kamar Sseureki bersamaan dengan Chilbong turun dari tangga. Chilbong tidak bisa menyembunyikan rasa cemburunya begitu melihat Na Jeong keluar dari kamar Chilbong. Na Jeong bertanya apakah Chilbong ingin pergi lari pagi, Chilbong mengangguk pelan. Na Jeong kemudian memukul dada Chilbong dan mengatakan seorang bintang mereka berbeda. 


Na Jeong ingin kembali ke kamarnya untuk tidur. Baru saja melangkah beberapa langkah dia mundur kembali. Dia meminta Chilbong agar menunduk, dia memasangkan tudung jaket Chilbong dan mengatakan bahwa di luar dingin. Chilbong nampak terkejut diperlakukan seperti itu. Tapi tetap saja dia  merasa begitu bahagia.



Appa sedang memasak, membantu Eomma yang tidak bisa berdiri lama karena perutnya. Dia memuji-muji Chilbong yang berprestasi yang (bisa saja) sebentar lagi akan terpilih bergabung dengan tim baseball Jepang. Sebaliknya Appa kesal pada Sseureki yang jorok.


Hidangan untuk sarapan itu adalah mie dengan sup kacang dingin (Ada esnya) karena Eomma sangat menginginkannya. Mereka makan makanan dingin di hari bersalju. Samcheonpo bilang otaknya bisa saja membeku jika menghabiskan semangkuk mie, Chilbong baru kali itu makan mie dengan sup kacang dingin di hari yang dingin, Haetae mengatakan akan mengambil jaket musim dinginnya dulu namun Appa marah dan menyuruh mereka makan tanpa banyak protes. Saat itu sedang libur tapi mereka semua tetap di rumah dan merusak ketengangan keluarga mereka.


Sseureki bergabung dan langsung mengusap kepala Na Jeong yang duduk di sebelahnya. Na Jeong terhenyak dan memandangi Sseureki dengan bingung sedangkan Chilbong memandangi kedua orang itu dengan tatapan cemburu.



Sehabis makan, anak-anak membantu membereskan dapur. Chilbong membantu Na Joeng mencuci piring. Setelah itu mereka minum kopi yang dibuat oleh Samcheonpo. Haetae mendapat sepuluh tiket nonton tapi ada beberapa yang tidak bisa pergi. Yoon Jin tidak menonton film, Binggeure kerja penuh hari selama dua hari sedangkan Chilbong ada latihan.

Jadi hanya Appa, Eomma (Keduanya ingin menghadiri konser makan malam tapi tempat penuh jadi mereka memutuskan akan ikut menonton saja), Na Jeong, Sseureki dan Haetae yang akan pergi.


Sebelum mereka berangkat, Binggeure datang memberi kabar bahwa ada telepon dari hotel  bahwa ada tempat tersedia untuk konser makan malam. Jadilah hanya tersisa mereka bertiga.


 Mereka siap untuk pergi, kemudian Binggeure datang lagi memberitahu Haetae bahwa gadis yang kemarin ditemaninya kencan buta menelepon. Pada akhirnya hanya Sseureki dan Na Jeong yang pergi berdua.


Mereka tidak bisa menutupi kecanggungan yang meliputi mereka. Bahkan tawa mereka palsu.


 Na Jeong curhat tentang acara nontonnya dengan Sseureki kepada Yoon Jin. Dia mengatakan bahwa dia tidak bisa mengingat satu detailpun tentang film itu. Dia sangat canggung tadi Sseureki tertawa sangat keras dan sangat menikmati tontonannya. Yoon Jin memintanya mengakui perasaannya, dia bilang sudah. Telepon berdering, dari Ayah Samcheonpo yang mengajak mereka semua menginap di rumahnya.


 Keesokan paginya, Samcheonpo terkejut mengetahui bahwa teman-temannya akan ikut bersama mereka.


 Pertemuan Chilbong dengan tim Jepang ditunda karena pesawat tidak bisa take off disebabkan oleh salju, dia langsung mengambil tasnya dan buru-buru pergi. Di tempat lain, Sseureki tidak jadi presentasi karena professornya tergelincir di salju, dia buru-buru berganti pakaian dan pergi.


Chilbong terburu-buru pergi ke terminal untuk mengejar bus menuju Samcheonpo. Sedangkan Sseureki pergi menemui teman-temannya.

Di buku Sseureki tertulis nama depannya, KIM.


Di Samcheonpo mereka disuguhi makanan laut yang segar-segar. Terlihat sekali kalau Orang tua Samcheonpo sangat menyukai Na Jeong dan tidak begitu tertarik pada Yoon Jin.



 Ayah Samcheonpo mengajak mereka ikut demo masalah merger Samcheonpo dan  Sacheon. Satu pihak ingin menamainya Samcheonpo dan pihak lain ingin menamai Sacheon. Setibanya di sana, Na Jeong, Haetae dan Samcheonpo hanya ternganga melihat pada pendemo yang memutar musik dan menari-nari. Ayah Samcheonpo meminta mereka ikut bergabung, mereka bilang lagunya tidak tepat. Lalu mereka bertiga memimpin untuk menari. Mereka menari dengan gembira. Namun begitu petugas keamanan datang mereka langsung berhenti menari dan mendemo seperti biasa, meneriakan tuntutan mereka :D


 Ibu Samcheonpo sedang memisahkan kerang dari kulitnya lalu telepon berdering. Begitu dia kembali, dia melihat Yoon Jin sedang memisahkan kerang dengan lincah. Pandangan ibu Samcheonpo seketika berubah. Mereka lalu memisahkan kerang dari kulitnya berdua sambil mengobrol.


Chilbong tiba di Samcheonpo dan kebingungan mencari rumah Samcheonpo (Sung Kyun). Ketika dia bertanya pada penduduk desa, dia berpapasan dengan seorang pemabuk yang mencari istrinya.


Terjadi kekacauan yang tidak di sengaja di alun-alun kota. Bom gas meledak tepat di kaki Na Jeong, menyebabkan Na Jeong jatuh pingsan karena kebanyakan menghirup gas itu. 

 

Di rumah Samcheonpo, Chilbong dijamu oleh nenek Samcheonpo yang dulunya merupakan Gisaeng. Dia memperlakukan Chilbong begitu istimewa, membukakan kerang, mengelap bibirnya dan menggamit lengan Chilbong. Chilbong bertanya apa yang akan nenek lakukan jika kembali ke umur 20an, nenek mengatakan bahwa dia akan mengakui perasaannya pada orang yang disukainya, membuat Chilbong terhenyak. Nenek bercerita tentang cinta pertamanya yang tidak kesampaian karena sang lelaki pergi berperang.

Istri si pemabuk datang dan memohon pada ibu Samcheonpo agar suaminya, yang berusaha bunuh diri dengan masuk ke laut, diselamatkan. Chilbonglah orang yang turun ke laut untuk mencegah pria pemabuk itu bunuh diri.


 Chilbong terkena demam setelah menceburkan diri ke laut. Dia tidur bersebelahan dengan Na Joeng yang masih belum terbangun karena pengaruh gas. Di luar, Ibu Samcheonpo sedang menyajikan kopi. Dia menyodorkan kopi itu pada Yoon Jin (Yang sebenarnya tidak bisa minum kopi, karena minum seteguk saja dia tidak bisa tidur semalaman karena kandungan kafeinnya). Samcheonpo baru akan mengatakan bahwa Yoon Jin tidak minum kopi, namun perempuan itu sudah meneguk kopinya dan memujinya sangat enak. Samcheonpo tersentuh.



Chilbong akan kembali ke Seoul, Na Jeong yang sudah terbangun memaksa untuk menemaninya ke stasiun. Di pintu, Nenek Samcheonpo datang dan meminta agar Chilbong datang kembali ke rumah itu ketika liburan berikutnya.


Na Jeong: Ada hari di mana Haetae, Sung Gyun, Yoon Jin mereka kembali ke rumah dengan mata bengkak. Setelah kembali ke kosan, mereka memiliki gumpalan di leher mereka. Hari itu adalah ketika teman-temanku kembali dari kampung halaman mereka. Perpisahan itu menyakitkan dan tidak familiar. Kau tidak pernah bisa mengucapkan selamat tinggal. Terutama jika itu mungkin yang terakhir kalinya kau mengatakan selamat tinggal. Bahkan jika itu hubungan singkat, akan tetap menyakitkan hati dalam waktu lama.

1994.

Hari terakhir sebelum aku mengucapkan selamat tinggal pada umur 20 tahunku. Seperti itu, kami mungkin mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kali. Juga, kami mendapatkan malam karena takdir, mungkin untuk yang terakhir.



  Na Jeong meminta Chilbong agar pulang esok pagi saja. Dia datang dengan perjalanan selama enam jam, berada di Samcheonpo hanya tiga jam dan kembali lagi selama enam jam. Itu cuma bikin capek. Chilbong memandangi Na Jeong kemudian berkata, "Apa kau bodoh?"

Chilbong pada Na Jeong:

Aku...
Menurutmu mengapa aku datang ke sini? Datang ke sini dengan bus selama enam jam, berada di sini selama 3 jam kemudian kembali dengan bus selama enam jam lagi. Menurutmu mengapa aku melakukannya? Aku pikir kau tahu juga... Tapi kali ini, aku harus menyebutnya dengan jelas. Karena tahun ini hampir berakhir... Aku tidak bisa merasakan cinta bertepuk sebelah tangan selama dua tahun, kau tahu.  Aku menyukaimu. Itu mengapa aku datang ke mari. Aku tidak memintamu untuk menyukaiku juga. Aku tahu kau menyukai orang lain, jadi kupikir aku tidak akan memberitahumu soal ini, tapi apa yang bisa kulakukan dengan menyukaimu? Aku pikir aku akan menyesali ini jika aku tidak mengatakannya hari ini. Aku ingin mengatakannya sebelum hari berakhir.
Sepuluh menit lagi.
8, 7,
6, 5,
4, 3,
2, 1.
Happy New Year.
Lalu dia menciumnya....


Na Jeong: Cinta pertama dan 20 tahun.
Adakah kata yang lebih dirindukan dan mendebarkan dibanding dua kata itu? 31 Desember 1994. Hidup kami di umur 20 tahun berakhir seperti itu, dan juga cinta pertama kami menunggu awal baru. Cinta pertama kami berdebar dengan cara baru.

Binggeure mengajak Sseureki menonton bersama. Dia sengaja membeli tiga tiket agar mereka berdua bisa melewatkan tahun baru bersamas-sama. Binggeure ingin menukar salah satu tiket karena Sseureki sudah menontonnya dengan Na Jeong, tapi Sseureki bilang tidak usah karena meski dia sudah menontonnya dia tidak mengerti sama sekali dengan film itu. Dia tidak tahu apa sebenarnya yang dia tonton kala itu.

Yang terbangun untuk pergi melihat matahari terbit hanya Samcheonpo dan Yoon Jin (Pasti dia tidak bisa tertidur setelah minum kopi). Samcheonpo bertanya apakah Yoon Jin sudah mengucapkan keinginannya. Yoon Jin mengangguk, dia mendoakan Seo Tai Ji. Giliran Samcheonpo ditanyai apa keinginannya. Dia menjawab bahwa dia mengingikan ciuman pertama. Mereka berdua saling berpandangan kemudian, Samcheonpo mencium Yoon Jin.


 Na Jeong: Seperti ciuman pertama kami yang tidak bisa diprediksi, cinta kami tidak bisa terlihat oleh waktu. Hidup kami di umur 21 tahu dan tahun 1995 telah dimulai.



2013. Yoon Jin menujuk bir simpanan Appa dan bertanya apakah mereka bisa meminumnya. Na Jeong tidak memperbolehkan karena bir itu disimpan Appa untuk diminumnya ketika Seoul Twins menang lagi. Para pria membujuk bahwa juara dua sudah cukup dan mereka bisa menambahkannya dengan bir setelah meminumnya jadi Appa tidak akan tahu. Na Jeong akhirnya menyetujui.

Yoon Jin mendapat telepon. Ternyata Nenek Samcheonpo yang kini berumur 102 tahun akan menikah lagi untuk keempat kali dengan laki-laki yang 20 tahun lebih mudah darinya. Chilbong bertanya bagaimana cinta pertama nenek dengan lelaki yang pergi berperang itu. Samcheonpo keheranan karena ternyata lelaki yang dimaksud nenek tidak pergi berperang melainkan sudah memiliki istri sehingga mereka tidak bisa bersama.

Jadi selama 20 tahun ini, Chilbong dibohongi oleh Nenek Samcheonpo yang merupakan bekas Gisaeng.


0 komentar:

 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review