Aku menghabiskan sebagian besar waktuku di Makassar selama kuliah, setelah lulus, lumayan banyak di Sinjai dan sekarang aku ada di Pare selama tiga minggu ini.
Di tiga tempat itu, tentu ada perbedaan keseharianku. Kalau aku menilik lebih jauh, yang terparah adalah ketika aku berada di Makassar. Semua serba tidak teratur dan tidak sehat.
Nah, selama tiga minggu di Pare ini, kegiatan sehari-hariku jauh lebih terorganisir. Bangun pagi, tidur cukup, tidak begadang, makan selalu tepat waktu, olahraga (Ini karena tuntutan keadaan sih, di sini kan naik sepeda melulu), shalat enggak bolong-bolong. Pokoknya di sini banyak hal yang lebih positif, sayangnya, meski semua serba terorganisir, tapi jajanku tidak terkontrol. Apalagi Lia juga doyan jajan, jadi ya sudahlah, kerjaan kami jajan melulu. Kenanya, tidak sehat juga, terutama untuk dompet.
Tapi, kalau di Sinjai, jajanku terkontrol, karena enggak punya temen dan enggak mau keluar sendiri buat jajan. Lagian di rumah selalu ada bahn-bahan kue jadi kalau pengen ngemil tinggal bikin sendiri. Bagus nih, selain kita bisa mengontol bahan-bahan dalam makanan kita, juga sekalian latihan masak, siapa tahu nanti butuh masakin orang lain (yang spesial) :p Di Sinjai juga makanku terkontrol, tiga kali sehari. Pagi, siang, malam, enggak ada yang kelewat. Soalnya tinggal makan doang, enggak perlu capek-capek masak. Dan makanan rumah itu sayang banget kalau diabaikan. Seburuk apapun, masakan mama akan selalu jadi idola. Tapi, karena semuanya sudah diurusin mama, jadinya malah males ngapa-ngapain. Bangun siang, tidur telat, cuma online, kerjaan lain keteteran, seharian cuma di dalam rumah (kencan sama Ireth :D), enggak ada pergerakan yang berarti sehingga badan jadi kaku dan jadi tidak sehat :D
Lebih parah lagi kalau di Makassar. Makan semau-mau. Kalau sanggup masak, ya masak, enggak sanggup, enggak makan. Apalagi kalau enggak sanggup cari bahan makanan, aduh, terima kasih deh, makannya lain kali aja. Sekalinya makan, makannya junk food yang sangat berbahaya itu. Dan sekalinya jajan enggak kira-kira, kadang baru nyesel kalau udah ninggalin kasir. Males gerak. Di kamar aja, tidur, main sama Ireth atau Joey, hal-hal lain keteteran. Ngomong pun kadang males :D Tidur telat, bangun telat, kamar berantakan siapa yang peduli. Untungnya masih doyan jalan di mall jadi bisalah dianggap olahraga. Meski begitu, enggak sehatnya lebih besar dari sehatnya.
Memang sih, segala hal ada baik dan buruknya. Tapi, aku berharap, sepulang dari Pare nanti, kebiasaan-kebiasaan baik yang di sini tidak hilang. Kalau semua kebiasaan baikku di tiga tempat itu dikumpulin kan udah lebih dari lumayan. Bisa hidup lebih baik :)
0 komentar:
Posting Komentar