Jumat, 03 Mei 2013

(Day 8) Bestfriend vs Boyfriend

Diposting oleh sachakarina di Jumat, Mei 03, 2013

Akhirnya mandek juga bloggingnya soal Pare. Abis jaringannya jelek banget, kuota si Joey habis terus modem juga bermasalah. Jadi selama beberapa hari ini cuma belajar dan nongkrong aja. Udah punya beberapa teman, ada yang kenal di Balihos dan classmate di Peace. Kemarin sempat nongkrong di Ketan sorenya dan lanjut ke Sanjaya pas malam, diajakin Yogi yang mau balik ke Jakarta. Di sana diajarin main poker, seru juga. 0

Malam ini aku dan Lia lagi-lagi ke Sanjaya. Nongkrong aja berdua. Rangga sempat datang tapi pergi lagi dan enggak balik-balik. Si Cina juga udah balik, enggak sempat ketemu. Pas udah rencana mau pulang, tiba-tiba disamperin seseorang. Namanya Ardi dan dia mulai ngajak ngobrol. Pake bahasa Inggris dan aku agak kaku gitu jawabnya. Hehehe. Maklum, belum lancar :D

Karena enggak enak kalau langsung ditinggal, jadi aku temenin ngobrol dulu. Lia cuek bebek aja, sibuk ama gadgetnya, ketawa-ketawa sendiri chatting sama si Cina.

Si Ardi ini ngajakin karaokean kapan-kapan, aku nanya Lia sebelum memutuskan dan si Ardi ini kayaknya enggak ngeh kalau kita ini udah kayak perangko sama amplopnya. Pas dia tahu kalau kami bestfriend, dia tiba-tiba nanya siapa yang bakal kamu pilih, sahabat atau pacarmu? Agak bingung juga sih. Tapi karena udah makin malam, dan enggak mau memperpanjang masalah jadi aku bilang aja sahabat.

Sebenarnya di kepalaku enggak kayak itu. Tapi ya itu, cuma untuk mempersingkat cerita. Setibanya di kosan, aku jadi mikir lagi, kalau dihadapkan pada situasi itu, aku bakal milih siapa ya?

Sahabat memang sudah bagian dalam hidup yang tidak bisa terpisahkan dari kita. Mungkin kita udah mengenalnya bertahun-tahun, dan kita sudah sangat mengenali  satu sama lain. Kemudian ada juga pacar, yang meski kenalnya enggak lama-lama banget (enggak selama kenal sahabat) tapi dia mengambil porsi yang penting dalam hidup dan hati kita. Kita bisa menerima kehadirannya dengan sangat cepat. Sahabat dan pacar, dua bagian penting dalam hidup kita (abaikan aspek lain).

Pertanyaannya, kenapa mereka harus dibandingkan? Mengapa kita harus memilih salah satu? Mereka, kan, sangat berbeda. Porsinya bisa saja sama, tapi ada yang membuatnya beda. Emosi. Kita mencintai dengan cara yang berbeda. Selalu. Cara kita mencintai sahabat tidak akan pernah sama dengan cara kita mencintai pacar (mungkin pengecualian kalau kamu naksir sahabatmu dan berharap dia jadi pacarmu).

Mungkin kalau aku benar-benar ada di situasi itu, aku akan meninggalkan siapa yang meminta untuk memilih (kalau yang nanya bukan salah satu dari mereka, ya, cuekin aja. Emang mereka tahu apa? Ya, kan?).

Kenapa aku lebih milih ninggalin yang meminta untuk memilih? Karena itu berarti mereka enggak tulus. Sahabat/pacar yang baik seharusnya tahu apa yang kamu anggap penting dalam hidupmu dan menghargainya. Meski mereka tidak menyukainya, mereka akan berusaha membicarakannya denganmu, lalu jika hasilnya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan, mereka akan berusaha keras untuk menerimanya. Karena dia tahu itu bisa membuatmu bahagia. Tulus berarti tidak ada keegoisan. Ini bukan tentang memaksakan kehendak tapi memberikan yang terbaik.

Aku sendiri akan mencintai seseorang yang membuatku bisa meredam seluruh keegoisanku hanya untuk melihat mereka tersenyum.

Saya enggak pernah bisa bayangkan kalau Alia, Lia, Anggi or GX tiba-tiba nuntut, "Kamu pilih aku atau pacarmu?" Ini semacam mendapatkan pengkhianatan terbesar dari sahabat sendiri. Seharusnya merekalah orang yang mengerti seberapa penting pacar/sahabat itu sendiri untuk kita, bukan menjadi orang yang pada akhirnya membuat kita jadi bingung.

Apakah kamu sendiri akan memilih, pacar atau sahabatmu?

0 komentar:

 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review