Senin, 02 Desember 2013

Sinopsis Reply 1994 Episode 12

Diposting oleh sachakarina di Senin, Desember 02, 2013


Episode 12 Keajaiban Yang Akan Terjadi Pada Kita

 1995. Seok-Seok sudah lahir dan anak-anak pria di rumah itu sibuk menjadi babysitter. Mereka menjaga Seok-seok sambil menonton TV sedangkan Eomma mengobrol di telepon sepanjang waktu.



Appa sedang berada di rumah sakit untuk mengunjungi teman masa kecilnya yang tumor. Sseureki datang menemuinya. Appa meminta Sseureki agar memantau sahabatnya itu.


Na Jeong akan pergi ke apartemen Sseureki untuk membawa setelan jas milik pria itu. Eomma berteriak memanggilnya karena dia begitu lama di kamar. Na Jeong keluar hanya mengenakan pakaian rumahnya yang sangat kasual. Eomma memintanya mengganti pakaian karena dia tampak seperti seorang pengemis. Na Jeong menyambar setelah jas yang akan dibawanya tanpa peduli dengan kata-kata Eomma. 





Sebenarnya, lima menit lalu, Na Jeong berdandan dan mengenakan pakaian yang cantik. Namun karena dandanannya terlalu menor jadi dia akhirnya mengganti pakaiannya, membersihkan wajahnya dari make up dan meninggalkan kamarnya. 



Na Jeong agak gugup berdiri di depan pintu apartemen Sseureki. Sebelum memencet bel, dia menyapukan bedak di wajahnya. Ternyata Sseureki belum pulang, yang ada hanya kakak Sseureki yang berantakannya bahkan lebih parah dari Sseureki. Mereka bersaudara memang tampaknya seperti itu. Apartemen yang mereka tinggali begitu berantakan, gelas, piring, baju, panci mie berserakan di seluruh penjuru kamar.




Kakak Sseureki akan pergi makan di luar jadi dia meminta Na Jeong menunggu sendirian. Begitu dia akan pergi, Sseureki pulang dari rumah sakit dan langsung meluruskan punggungnya di sofa dan menutup mata. Dia juga membuka kaos kaki dan bajunya tanpa sadar bahwa Na Jeong ada di sana. Kakak Sseureki mengajak Na Jeong pergi bersama. Mendengar nama Na Jeong Sseureki baru sadar, dia membuka matanya sedikit dan akhirnya melihat Na Jeong.
 






Sseureki mengantar Na Jeong pulang. Na Jeong tidak bisa menahan senyumnya sepanjang jalan, dia sangat senang. Sseureki menarik pipi Na Jeong seperti yang biasa dia lakukan, Na Jeong kesal dan berbicara panjang lebar tentang Na Jeong tidak dianggap seorang wanita di mata Sseureki dan membandingkan perlakuan Sseureki terhadap dirinya dan terhadap pacar-pacar Sseureki sebelumnya. Sseureki bertanya apakah Na Jeong sedang pra menstruasi karena dia marah-marah terus, membuat gadis itu jadi malu. 




Sseureki ingin bersin namun tidak jadi, dia meminta Na Jeong mencarikan tisu di laci dasbor. Di sana Na Jeong menemukan banyak benda yang seharusnya berada di tempat sampah saja. Sseureki memberihkan hidungnya menggunakan tisu itu, namun ada potongan tisu yang melekat di wajahnya, Na Jeong membersihkannya. Na Jeong menyentuh wajah Sseureki bertanya apakah dia menggunakan lotion selama ini karena wajahnya agak kasar, Sseureki mendadak menjadi canggung diperlakukan seperti itu. Mereka berdua mampir di pojangmacha untuk makan tteukbokki sebelum pulang. 

Di depan rumah Na Jeong, dia meminta Sseureki untuk mampir namun ditolak karena anak-anak pasti akan menahan jika melihatnya datang. Na Jeong membentangkan tangannya, minta dipeluk dan dengan senang hati Sseureki memeluk Na Jeong dengan erat.


Samcheonpo menemani Yoon Jin ke acara musik. Samcheonpo agak kesal karena Yoon Jin selalu membeli apapun yang diiklankan Seo Tai Ji. Saat itu Yoon Jin sedang makan es krim, beberapa minggu lalu dia membeli sepeda yang tidak pernah digunakan dan selalu membeli pakaian yang diiklankan Seo Tai Ji juga untuk mereka. Yoon Jin tersenyum kecut melihat Samcheonpo cemburu, dia memeluk pacarnya dan mengatakan bahwa dia menyukainya karena itu berarti pacarnya sangat mencintainya.


 Di rumah anak-anak sedang berkumpul sambil mengobrol. Haetae sedang bercerita tentang pacar-pacarnya dan membandingkan dada, kaki bahkan ciuman masing-masing. Namun ketika Yoon Jin bertanya tentang Ae Jung (Mantan pacarnya di kampung) mimik wajah Haetae langsung berubah.


Na Jeong: Untuk pertama kalinya aku tahu, bahwa bagi setiap laki-laki ada satu perempuan yang bisa tersentuh. Perempuan itu bernama cinta pertama.






Sseureki mengobrol dengan kakaknya. Kakak Sseureki berkata bahwa cinta pertama Sseureki akan datang ke pesta kakak pertama mereka besok dan bertanya apakah Sseureki akan baik-baik saja lantaran ketika mereka putus dulu Sseureki begitu sedih bahkan menangis. Sseureki bilang tidak masalah, lagipula dia sudah move on dan menyukai orang lain. Kakak Sseureki begitu tertarik dan bertanya siapa orangnya. Sseureki hanya mengatakan bahwa perempuan itu cantik (Meskipun agak galak). Dia meminta kakaknya menebak siapa orangnya karena orang itu akan juga di pesta besok. Yup, Na Jeong.


Na Jeong memakai masker timun untuk persiapan acara pernikahan besok, dia ingin terlihat cantik. Chilbong masuk ke kamarnya untuk bertanya tentang acara mereka besok malam. Selama ini Na Jeong membantu Chilbong dalam urusan kuliah, jadi Chilbong ingin mentraktirnya makan. Na Jeong ingin makan Naemyeong (Mie dingin) di Mall Sam Poong. Selain itu Na Jeong juga minta dibelikan kaset sebagai hadiah. Chilbong menyanggupinya. Karena Chilbong akan tiba di sana lebih dulu jadi dia akan membeli kaset itu untuk Na Jeong.


Penyakit teman Appa semakin parah. Sseureki memperhatikan catatan kesehatannya dan raut wajahnya tidak bagus.


Di pesta pernikahan. Ibu Sseureki mengatakan Na Jeong semakin cantik. Dia mengatakan bagaimana jika Na Jeong menjadi anaknya (Menantunya). Kakak Sseureki meminta agar Na Jeong menikah dengannya, dibalas Na Jeong dan Sseureki dengan tatapan sinis.



Cinta pertama Sseureki muncul dan membuat Na Jeong jadi jealous. Sikap Sseureki sendiri sangatt dingin pada perempuan itu


Karena berada di jalur yang sama, Sseureki yang ingin pergi ke rumah sakit bersama cinta pertamanya itu. Si perempuan ingin kembali ke kantornya. Dia mengajak Sseureki mampir ke kafe dulu namun ditolak karena dia buru-buru.


Samcheonpo dan Yoon Jin akan pergi nonton konser. Haetae mengajak Na Jeong untuk pergi bersama yang ditolak Na Jeong karena dia ada janji dengan Chilbong.

Ibu Binggeure masuk ke rumah sakit. Dia begitu khawatir dan buru-buru menelepon Sseureki. Sseureki menenangkannya dengan mengatakan bahwa ibunya tidak apa-apa. Dia berjanji akan memantau perkembangan ibu Binggeure. Dia bahkan meminta pada suster agar memberikan pelayanan ekstra apa Ibu (yang diakui pada suster adalah Ibunya) :)


Na Jeong berada di dalam bus, dia mengecek jamnya terus-terusan. Macet membuatnya jadi telat. Chilbong sendiri sudah ada di dalam toko kaset di mall, dia bertanya pada kasir toko kaset apakah dia harus memesan tempat di rumah makan yang akan didatanginya lebih dulu, namun ternyata rumah makan itu sedang tutup dan kasirnya menyarankan di rumah makan yang tidak jauh dari mall itu.


Terdengar bunyi sirine. Lalu mendadak pager semua orang bergetar bersamaan. Di dalam aula konser tempat Samcheonpo dan Yoon Jin juga seperti itu.

Na Jeong melongok keluar jendela, di layar besar terlihat berita bahwa mall Sam Poong tempatnya janjian dengan Chilbong runtuh dan menelan ribuan korban jiwa. Na Jeong langsung menangis, khawatir pada Chilbong. Dia berlari sekuat yang dia bisa namun terhalang lampu merah.


Haetae mengirimkan pesan pada Na Jeong dengan khawatir. Samcheonpo mengirim pesan pada Chilbong, bertanya apakah dia bersama Na Jeong dan baik-baik saja.


Na Jeong berdiri di tepi jalan. Air matanya tidak berhenti mengalir. Lalu dia melihatnya.... Chilbong berada di seberang jalan, melambai dengan gembira ke arahnya. Sepertinya Chilbong tidak tahu apa yang terjadi. Begitu lampu lalu lintas berubah jadi hijau, Chilbong berlari menyongsong Na Jeong.


Chilbong agak terkejut melihat Na Jeong yang berurai air mata. Na Jeong langsung memeluknya erat dan menangis tersedu-sedu di pundak pria itu. Chilbong masih bingung dengan apa yang terjadi namun dia membalas pelukan Na Jeong. 



Na Jeong: Beberapa orang mengatakan keajaiban ada, dan beberapa orang lain mengatakan tidak ada. Tapi di saat mendesak, orang akan berdoa dan menunggu keajaiban. Itu sebabnya, keajaiban harus ada—sehingga ada sedikit harapan yang bisa diberikan di saat putus asa. Keajaiban seharusnya ada. 



 



Sseureki sibuk merawat korban kecelakaan di rumah sakit. Ada yang selamat namun ada juga yang tidak. Sahabat Appa yang mengidap tumor juga meninggal dunia.



 Na Jeong: Tapi keajaiban hanya keajaiban karena dia tidak umum. Seperti keberuntungan yang tidak kita antisipasi, ada banyak ketidakberuntungan yang bahkan tidak pernah kau pikirkan di dunia ini. Dalam hidup, hanya mengharapkan keajaiban adalah sesuatu yang dingin dan keras.

Na Jeong: Pada akhirnya, keajaiban adalah sebuah kemungkinan. Keajaiban hanya ada untuk satu orang dan  9,999 lainnya, hanyalah pembicaraan kosong yang mengatakan bahwa dia mendapatkan keajaiban. Hidup itu kejam dengan kemungkinan mutlak dan bersinar.  Tapi tetap saja, Keajaiban dibutuhkan. Lebih baik dari nol kemungkinan yang tidak akan pernah datang,  kemungkinan 1: 100.000 jauh lebih baik. Begitulah harapan ada.




Na Jeong menunggu telepon Sseureki masuk untuk memastikan mereka jadi menonton musikal bersama atau tidak. Ketika dia sudah putus asa dan akan berganti pakaian, Eomma memberitahukan bahwa Sseureki meneleponnya.


Sseureki ada di depan pintu rumah Na Jeong. Dia mengajak Na Jeong kencan. Sseureki menjulurkan tangannya. Dengan senyum yang terkembang di wajah, Na Jeong menyambut uluran tangan itu. Mereka berjalan sambil berpegangan tangan, dengan senyum yang menyiratkan begitu banyak cinta.



Na-jung: Berapa besar kemungkinan bahwa di antara tujuh miliar orang di planet ini, orang yang aku sukai akan menyukaiku juga? Saat ini keajaiban sedang terjadi padaku.


Rating episode 12 Ave: 9.2% | Peak 11.8%

0 komentar:

 

Karina Sacharissa Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review