Kemarin tidak sempat memposting apapun karena kecapaian setibanya dikosan. Seperti hari-hari sebelumnya (dan akan begitu sampai dua minggu ke depan) kelasku dimulai pukul 7 hingga 8.30 di elfast kemudian di Peace pukul 10. Sore pukul 16.00 study club di Elfast.
Jadi setelah study club di Elfast, aku dan Lia memutuskan jalan-jalan. Rencananya mau nyari Kresna itu di mana, tapi udah magrib dan bingung sendiri sama mesjid di sini, jadi kami memutuskan pulang saja kekosan.
Sehabis shalat magrib, mulai nanya-nanya ke Kak Dewi kafe di Pare yang ramai di mana. Akhirnya kami memutuskan ke Clasik cafe di depan camp Booster. Tiba di sana, ternyata enggak ada apa-apa. Kafenya sepi. Jadi kami ngegowes aja terus, dan yak, kami tiba di kotanya Pare. Mampir di restoran Wisata Jamur. Payahnya, hidangan jamur-jamurnya udah hampir habis semua. Tempatnya rame, lumayan asik juga sih. Di depan resto ada toko Cressida, sempat mampir juga meski enggak beli apa-apa.
Kami pulang pukul 9 malam. Pulangnya sih enggak jauh-jauh amat rasanya, cuma pas pergi aja. Mungkin karena enggak tau tempat aja sih makanya pas pergi berasa jauh dan jalannya agak nanjak jadi ngegowesnya berat. Hehehe
Sampai kosan jadi capek berat. Paginya enggak ada yang bisa bangun. Lia bahkam tidur sampai pukul setengah 12, hehehe.
Belum tahu, entar sore mau ke mana lagi. Atau mungkin enggak ke mana-mana tapi besok pagi rencananya mau ke alun-alun. Semoga bisa bangun pagi, ya :D
***
Sorenya aku dan Lia jalan-jalan, kami ke mesjid Agungnya Pare. Shalat magrib di sana kemudian pulang karena Kurni ngajakin ke Ketan. Pada akhirnya kami tidak jadi ke Ketan tapi ke Bali House. Ternyata Bali House ini cozy sekali dan romantis habis-habisan. Berharap seseorang tiba-tiba muncul di sebelahku dan menghabiskan malam minggu sama-sama :D
Pas lagi asyik-asyiknya ngobrol, tiba-tiba muncul dua orang cowok. Dia dari Jakarta. Yogi dan Jeremi. Mereka bawa kartu dan kami diem-diem aja. Enggak ngerti ini orang siapa dan tujuannya apa. Sempat berpikiran negatif juga sih. Awalnya dia main sulap tapi enggak begitu diperhatiin. Lalu mereka ngajakin main kartu. Dan mulailah kami teriak-teriak heboh. Orang-orang di situ malah nengok ke kita semua. Sampai tenggorokan rasanya seret. Habis itu dia main sulap lagi dan si Jeremi selalu gagal.
Well, malam minggu pertama di Pare enggak buruk-buruk amat. Paling tidak kami punya tempat nongkrong yang asik. Aku dan Lia janji mau datang lagi. Bawa laptop dan main wifi.